Jumat, 05 Desember 2014

SEJARAH MONUMEN AUSTRALIA DI AMBON

SEJARAH MONUMEN AUSTRALIA

Ini adalah pemakaman untuk para serdadu Australia yang gugur dalam melawan Jepang selama Perang Dunia II.  Berlokasi di Tantui, tepat di pinggir jalan raya tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan Indonesia tempat dimakamkan pahlawan Indonesia yang gugur dalam pemberontakan di Maluku pada tahun 1950 – 1960.  Ada 2137 makam di Ambon War Cemetery.  Terdiri dari 1092 orang Australia, 810 Inggris, 30 India, 2 Kanada, 1 Selandia Baru, 1 Afrika Selatan, 186 Belanda, dan 15 warga Sekutu lainnya.  Mereka berasar dari Angkatan Laut 210, Angkatan Darat 1229, Angkatan Udara 694, dan Awak Kapal Dagang 1.  Makam ini berada di tempat bekas perkampungan tawanan perang Australia yang tewas sewaktu penyerbuan Jepang ke Ambon dan Timor, dan untuk tawanan perang dari kepulauan Maluku dan Kuruku.  Banyak dari mereka yang berasal dari Batalyon 2/21 Australia “Gull Force”.
Setiap tanggal 25 April banyak wisatawan Australia mengunjungi pemakaman ini untuk memperingati ANZAC Day.  ANZAC singkatan dari Australian and New Zealand Army Corps, nama pasukan gabungan Australia dan Selandia Baru yang berperang di Gallipoli melawan Turki pada Perang Dunia I.  Tanggal 25 April ditetapkan sebagai ANZAC Day berdasarkan tanggal pendaratan ANZAC di Gallipoli.  ANZAC Day diperingati untuk mengenang jasa-jasa pasukan yang gugur dalam perang.  Perang yang dimaksud bukan cuma Perang Dunia I saja.  Jadi ANZAC Day itu seperti Hari Veteran di negara kita.
Di tengah-tengah komplek pemakaman terdapat tugu salib yang sudah patah.  Tinggal sisa landasannya saja.  Di kiri kanan tugu ada area pemakaman untuk warga Inggris dan Sekutu.  Lalu di depan sendiri ada 30 makam warga India beragama Islam.  Ketahuan dari nama-nama mereka yang mengandung kata ‘Muhammad’ dan juga aksara Arab di nisannya.  Ada juga nisan para serdadu Australia tak dikenal.  Di nisannya hanya tertulis ‘An Australian Soldier of the war 1939 – 1945 war.  Known unto God.’

Berjalan ke arah depan, kita akan menemui bangunan dengan sejumlah prasasti bertuliskan nama-nama prajurit, penerbang dan awak kapal dagang Australia yang gugur selama perang tapi tidak diketahui di mana mereka dimakamkan.  Di salah satu sudutnya ada prasasti yang menceritakan perang tersebut, lengkap dengan peta Indonesia.  Prasasti inilah yang jadi referensi irma dalam menulis ini.  Selain beberapa informasi yang irma peroleh via internet.

Pemakaman ini dipelihara dan terawat rapi dengan dana dari Australia.  Kita boleh masuk ke sana dan melihat-lihat tapi kita nggak boleh memotret.  Hal ini baru kita ketahui waktu kita lagi asik berpencar dan foto-foto, kita didatangi oleh bapak penjaga di sana.  Dengan ramah dia menyapa.  Nanya kita dari mana, mau ngapain dan tujuan nya apa.  Lalu dia kasih tau bahwa kita nggak boleh bikin foto di areal pemakaman ini.  ‘Karena mereka nggak suka,’ bapak itu berkata.  Hal ini mengingatkan irma akan kejadian di pemakaman Belanda di kawasan Candi, Semarang.  Waktu itu juga kita dilarang penjaganya untuk mengambil foto.  Katanya harus minta izin ke kedutaan Belanda di Jakarta.  Untuk memotret di Ambon War Cemetery ini, apakah kita juga harus meminta izin ke Kedutaan Australia di Jakarta ??


Satu lagi monumen Australia di Ambon adalah Tugu Doolan di Kuda Mati.  Doolan adalah nama serdadu Australia yang berhasil menembak sejumlah tentara Jepang di Ambon saat Perang Dunia II.  Pasukan Jepang berhasil menemukan tempat persembunyiannya kemudian membunuhnya.  Masyarakat desa dilarang untuk menguburkan jenazah Doolan.  Tapi pada malam hari seorang penduduk memberanikan diri untuk menguburkan Doolan di bawah pohon Gandaria.  Di tempat pemakaman Doolan ini kemudian dibangun Tugu Doolan beserta plakat perunggu dan replika badge RSL dari asosiasi Gull Force, Australia untuk mengenang Perang Australia di Ambon.  Sayang, lokasinya di jalan yang sempit, ramai, dan menanjak menyulitkan kami untuk singgah dan melihatnya dari dekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar