SEJARAH MONUMEN
AUSTRALIA
Ini adalah pemakaman untuk para
serdadu Australia yang gugur dalam melawan Jepang selama Perang Dunia II. Berlokasi di Tantui, tepat di pinggir jalan
raya tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan Indonesia tempat dimakamkan pahlawan
Indonesia yang gugur dalam pemberontakan di Maluku pada tahun 1950 – 1960. Ada 2137 makam di Ambon War Cemetery. Terdiri dari 1092 orang Australia, 810
Inggris, 30 India, 2 Kanada, 1 Selandia Baru, 1 Afrika Selatan, 186 Belanda,
dan 15 warga Sekutu lainnya. Mereka
berasar dari Angkatan Laut 210, Angkatan Darat 1229, Angkatan Udara 694, dan Awak
Kapal Dagang 1. Makam ini berada di tempat
bekas perkampungan tawanan perang Australia yang tewas sewaktu penyerbuan
Jepang ke Ambon dan Timor, dan untuk tawanan perang dari kepulauan Maluku dan
Kuruku. Banyak dari mereka yang berasal
dari Batalyon 2/21 Australia “Gull Force”.
Setiap tanggal 25 April banyak
wisatawan Australia mengunjungi pemakaman ini untuk memperingati ANZAC
Day. ANZAC singkatan dari Australian and
New Zealand Army Corps, nama pasukan gabungan Australia dan Selandia Baru yang
berperang di Gallipoli melawan Turki pada Perang Dunia I. Tanggal 25 April ditetapkan sebagai ANZAC Day
berdasarkan tanggal pendaratan ANZAC di Gallipoli. ANZAC Day diperingati untuk mengenang
jasa-jasa pasukan yang gugur dalam perang.
Perang yang dimaksud bukan cuma Perang Dunia I saja. Jadi ANZAC Day itu seperti Hari Veteran di
negara kita.
Di
tengah-tengah komplek pemakaman terdapat tugu salib yang sudah patah. Tinggal sisa landasannya saja. Di kiri kanan tugu ada area pemakaman untuk
warga Inggris dan Sekutu. Lalu di depan
sendiri ada 30 makam warga India beragama Islam. Ketahuan dari nama-nama mereka yang
mengandung kata ‘Muhammad’ dan juga aksara Arab di nisannya. Ada juga nisan para serdadu Australia tak
dikenal. Di nisannya hanya tertulis ‘An
Australian Soldier of the war 1939 – 1945 war.
Known unto God.’
Berjalan
ke arah depan, kita akan menemui bangunan dengan sejumlah prasasti bertuliskan
nama-nama prajurit, penerbang dan awak kapal dagang Australia yang gugur selama
perang tapi tidak diketahui di mana mereka dimakamkan. Di salah satu sudutnya ada prasasti yang
menceritakan perang tersebut, lengkap dengan peta Indonesia. Prasasti inilah yang jadi referensi irma
dalam menulis ini. Selain beberapa
informasi yang irma peroleh via internet.
Pemakaman
ini dipelihara dan terawat rapi dengan dana dari Australia. Kita boleh masuk ke sana dan melihat-lihat
tapi kita nggak boleh memotret. Hal ini
baru kita ketahui waktu kita lagi asik berpencar dan foto-foto, kita didatangi
oleh bapak penjaga di sana. Dengan ramah
dia menyapa. Nanya kita dari mana, mau
ngapain dan tujuan nya apa. Lalu dia
kasih tau bahwa kita nggak boleh bikin foto di areal pemakaman ini. ‘Karena mereka nggak suka,’ bapak itu
berkata. Hal ini mengingatkan irma akan
kejadian di pemakaman Belanda di kawasan Candi, Semarang. Waktu itu juga kita dilarang penjaganya untuk
mengambil foto. Katanya harus minta izin
ke kedutaan Belanda di Jakarta. Untuk
memotret di Ambon War Cemetery ini, apakah kita juga harus meminta izin ke
Kedutaan Australia di Jakarta ??
Satu
lagi monumen Australia di Ambon adalah Tugu Doolan di Kuda Mati. Doolan adalah nama serdadu Australia yang
berhasil menembak sejumlah tentara Jepang di Ambon saat Perang Dunia II. Pasukan Jepang berhasil menemukan tempat
persembunyiannya kemudian membunuhnya.
Masyarakat desa dilarang untuk menguburkan jenazah Doolan. Tapi pada malam hari seorang penduduk
memberanikan diri untuk menguburkan Doolan di bawah pohon Gandaria. Di tempat pemakaman Doolan ini kemudian
dibangun Tugu Doolan beserta plakat perunggu dan replika badge RSL dari
asosiasi Gull Force, Australia untuk mengenang Perang Australia di Ambon. Sayang, lokasinya di jalan yang sempit,
ramai, dan menanjak menyulitkan kami untuk singgah dan melihatnya dari dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar